Tragedi Daster

                                                                                                                     
  Aku pun merenungkan hidupku yang malang ini. Ya,dad pergi ke luar negeri selama dua minggu dan ini adalah hari kedua hariku tanpa dad. Sepi dan kangen sekali walaupun baru dua hari.

   “Emely,mom pulang!”seru mom sambil menaruh tasnya di atas meja makan. “Mom bawa oleh oleh,lho!”seru mom lagi sambil mengambil kantong kresek dari tasnya.
  Aku pun yang mendengar oleh oleh langsung mendekati mama dengan semangat. “Apa mom oleh olehnya?Cepet dong mom!”seruku sambil menggoyang goyang tubuh mom.
  “Ini dia!”ucap mom pendek sambil memegang sebuah baju daster biasa yang bergambar tokoh favorit ku Minnie Mouse dan warna favoritku pink.
  “Bagus kan?”tanya mom. Aku pun hanya mengerutkan dahi dan melempar pakaian daster itu jauh jauh. “Mom ini gimana,sih!Mom dan dad kan orang kaya ,masa hanya dikasih daster lusuh yang gak ada mewahnya!”bentakku pada mama sambil menangis dan berlari.
  Brukkkk!Aku banting pintu  kamar kencang kencang. Aku menangis sampai kelelahan. Aku merasa tidak disayangi karena hanya diberi daster. Aku merasa mom lebih menyayangi adikku,Natasha daripada aku. Kelihatan saja bahwa mom dan dad selalu membelikan baju yang amat berkilau.
  Let’s Marvin Gaye And Get It On. You Got The Healing That I Wantbunyi dering telepon mungilku di atas lemariku sampai jatuh mengenai kepalaku.
  “Adowwww!Siapa sih yang nelepon sampai kepalaku sakit ini?”tanya ku sambil memgang kepalaku yang sakit. Aku lirik depan hpku dan yang keluar adalah nama…Dad! Aku pun langsung menjawabnya dengan semangat.
   “Halo,dad!Kenapa telepon?”tanyaku pada dad sambil membaca buku komikku. “Dad ada kabar gembira,dad pulang hari ini,dad bawa hadiah untukmu!Intip di kaca ya,dah!”ucap dad terputus karena sudah dimatikan.
   “Tet..tet…tet…!”bunyi klakson taksi blue bird yang dinaiki dad. “Dad!!!!!!”seruku sambil memeluk dad. Dad pun membalas pelukanku dengan hangat.
   Saat mama lewat didepanku dengan mengendong Natasha,aku pun langsung menarik tangan dad dengan cepat dan memasang tampang judes pada mom.
   “Kok tampangnya judes pada mom?Kan mom itu sahabatmu?”tanya dad padaku. Aku langsung bercerita tentang daster itu. “ha..ha..ha..” reaksi Dad malah tertawa,aku makin sebal  dan kembali pasang muka cemberut. “Coba sini Dad tanya,apa baju yang dipakai sehari-hari ?” aku jawab “daster”,”apa baju kesukaan mu saat tidur?” kembali aku jawab “daster”.sambil tersenyum Dad kembali bertanya “baju mana yang bisa membuatmu bête saat baju itu hilang atau belum diseterika?” dengan lantang aku jawab “daster” . Dad pun kembali tertawa “hahaha..ga salah dong kalau mommu hanya membelikan daster,karena hanya daster yang bisa bikin anak cantiknya Dad marah,bête,manyun” .
   Terdiamlah aku sambil berpikir,benar juga ya ..entahlah aku itu suka sekali memakai daster. Daster itu bahannya ringan,nyaman dibadan karena longgar dan bisa dipadu padan dengan legging dan jacket.
   Aku memang mempunyai banyak koleksi daster,dan semua aku suka..dan aku sering marah apabila ada daster yang hilang atau belum kering karena hujan yang terus mengguyur membuat semua pakaian-pakaian kesayanganku masih berjejer rapi di rak jemuran. Gara-gara daster juga aku sering pasang muka marah kepada si bibi dan mom.
   Tidak terasa air mataku menetes hangat ke pipi,Deg!Aku merasa bersalah pada mom,aku menyesal salama ini hanya gara-gara hal sepele aku sering memarahi orang yang selalu sayang ,selalu perhatian dan selalu ada dikala aku suka maupun duka. Mom yang selalu siap siaga menjaga aku,tapi aku sering melawannya. Juga kepada bibi,padahal karena bibi lah semua mainanku jadi rapi,baju-bajuku licin dan wangi diseterika olehnya.

“Ma,maafkan aku ya!”seruku dan seperti biasa mama hanya tertawa sambil mengusap rambutku. “I Love You,Mom!”seruku hati.

                                                            Sumber foto;Google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk,Kita Kenali 5 Warna Penting Untuk Kesehatan

Kokoru Itu Apa,Sih?

My Name Is Malya