Thank's To Be My Life
Matahari
malu-malu memancarkan sinar mentarinya. Awan awan mulai terbuka menyabut
matahari. Sinarnya yang berkilau menyelinap melewati jendela seorang gadis.
Siapa lagi kalau buka Meida Sherawali Ja’nae alias Meida,gadis perempuan yang
ceria namun agak pemalas. Cenderung pada hal hal baru dan berbahaya.
Hari pertama libur sekolah sangat
melelahkan. Aku belum juga membuka
kelopak matanya,hanya satu cara membuatnya terbangun,dengan menyebut nyebut
nama do’i ku.
“Meida,bangun!Untung ini aku,gimana
jika Rery Devian Gracious alias Rery ngeliat,ini?Anak pemalas kaya gini suka
sama aku,gimana ya?”goda sahabatnya yang menginap disini,Adelicia Adriana
Adisson alias Adelicia. Nama yang unik,kan?Depannya A semua sehingga,terkadang
aku memanggilnya A3.
“Iya,iya,berisik banget sih pagi
pagi!Untung aku lagi tidur,kalau lagi minum gimana?Nanti kesedak akunya!”ucapku
sewot. Itu untung menghilangkan malu karena susah bangun sampai sampai digoda
ada nama do’i juga,hehehe!
“Iya,iya!”ucapnya cuek kaya bebek.
Namun,dalam hati,aku tau dia menertawakanku karena sehabis itu,dia membuka
jendela buru buru lalu,menghadap ke luar lama sekali. Sesekali,aku mendengar
suara tawa yang ditahan. Dasar anak gak sopan santun!
Aku mandi setelah sarapan pancake strawberry.
Aku mengenakan dress pink yang dipinggang dihiasi sebuah kain pita
panjang,jaket tanpa kancing sepinggang bergambar bunga warna warni,flat shouse
berwarna pink dengan kaus kaki pink transparan,rambutku dikepang satu dengan
pita pink dan hiasan bunga. Serba pink n feminin,deh!Hari ini ada acara kumpul
sekelas,tampil cantik depan do’i gitu,wkwkwkwk!
Saat aku menuruni beberapa tangga ,aku
melihat Adelicia mengenakan kemeja kotak kotak hijau dengan dalamnya tank top
dan celana jeans,tak lupa menyematkan seutai pita kuning bunga matahari di
kepalanya dan sebuah sepatu bot berwarna cokelat,ia terlihat sportif dan
cantik.
“Lol,mau ketemu Rery aja sampai
feminin banget!”ledek Adelicia sambil tertawa. Wajah berseri-seri langsung
menghilang dari wajahku dan digantikan dengan wajah cemberut.
*************
Aku turun dengan perlahan dari mobil.
Berjalan anggun ke kelas bersama Adelicia namun,ia lebih sportif dan cantik,ia
berjalan bebas,kemejanya dan rambutnya terkibas terkena angin. Aku?Dandananku
membuat lirikan teman teman melihatku.
Aku cepat bergaul dengan yang lain.
Aku juga sempat mengobrol dengan para lelaki termasuk Rery. Ya,kan dia belum
tau aku suka sama dia. Ngobrol sama laki laki itu enak,obrolannya bebas,enggak
seperti perempuan yang obrolannya terkadang tentang
squishy,slime,squishy,slime,gak ada abisnya,deh!
Saat ngobrol bareng Rery dan yang
lainnya,tak sengaja Adelicia melihatnya. Dia berpura-pura mendekatiku. Ia
menyenggol sikuku dengan maksud kode “Itu Rery!” sambil tersenyum menggoda. Aku
hanya tersenyum tipis.
Ternyata,Rery itu asyik diajak
ngobrol. Kita ngobrol lama sekali. Banyak yang melirik kami karena sangat
kompak. Aku pun mengajak Adelicia untuk menari karena lagu sudah dimulai. Ia
terlihatsangat bersemangat. Sendari tadi ia terlihat melamun.
**********
Hari sudah pagi. Kemarin malam,kami
pulang jam 12 malam.hari ini,entah kenapa muka Adelicia sangat pucat. Ia tidak
pernah sepucat pasi seperti ini. Namun,aku tidak terlalu khawatir,mukannya kan
putih sama kaya aku mungkin aja,kulitnya tambah putih walau tidak masuk akal.
Aku mengenakan baju putih bergambar
hati disertai bunga di sekelilingnya,rok biru dongker sedikit diatas lutut
bergambar jangkar warna warni,celanan legging hiteam,sedikit lipblam pink rasa
peach,sedikik bus on dan falt shoes berwarna biru dongker. Tidak lupa
membangunkan Adelicia yang terlihat lemas.
Ia mengenakan baju polos yang ditutupi
dengan jaket langsung masuk bertulis hope,celana hitam dan sedikit blush on
yang membuatnya tampak tirus,sedikit lipstick hitam dan sepatu boot hitam
semata kaki. Pakaiannya cukup menandakan dia sepi sementara aku,menandakan
feminin.
Aku mulai khawatir padanya. Ia menjadi
pendiam. Mama berkata kalau ia hanya bosan maka,aku mengajaknya keluar dan
berkata seharian ini kita akan bermain bersama sebelum besok masuk sekolah.
Adelicia sangat senang,mungkin benar dia bosan.
Kami pergi ke mall untuk
shoping,siangnya kami ke “Miracle Land”,sorenya kami ke taman dan malam
malam,kami ke bali kota menyaksikan kembang api. Ya,disini selalu ada perayaan
kembang api.
Keesokan harinya,kami memakai pakaian
bebas asal sopan setelah liburan. Aku pun memutuskan untuk berendam di bathtub
untuk menghilakan rasa rasa pegal yang sering kualami sehabis bangun tidur.
Setelah cukup lama,aku keluar dan membilas
badanku dengan air hangat. Aku memakai baju dress biru tanpa lengan yang
memperlihatkan sedikit atasan tank top,sebuah jaket yang memiliki satu kancing
dilipat kecil sampai siku berwarna putih,sepatu sedikit berhak manis berwarna
putih,kacamata hitam yang hanya ditaruh di kepala,sebuah dompet hitam,tas
ransel biru bertulis “Just Want You”,lipbalm berwana jingga gliter
sedikit,blush on yang membuat wajahku sedkit memerah dan sebuah headset pink
putih yang bergelantung di telinga yang memutar lagu Brave ciptaan Sara
Bareilles.
Aku berangkat sekolah dengan mobil
yang melaju pelan tapi pasti. Satu anak tangga kunaiki perlahan. Banyak adik
kelas yang mengerubungiku untuk memberi hadiah padaku dan surat. Ya,aku
termasuk perempuan yang mendapat peringkat pertama perempuan cantik dan pintar
mode.
Di kelas,aku hanya sibuk celingak
celinguk tidak jelas mencari Adelicia. Saking sibuknya,aku menaruh asal
ranselku di kursi dan tak sadar di belakangku ada orang.
“Hiaaaaaaaa!”teriakku saat kaget ada
yang menepuk pundakku. Aku sangat shock bahkan kalau bisa,aku lebih memilih
untuk pingsan.
“Tenang,ini aku,Adelicia!”serunya yang
ikut kaget. Aku melihatnya dari atas ke bawah. Dia mirip…karyawan wanita atau
guru. Dia mengenakan pakaian lengan panjang berwarna putih polos dengan rok
hitam berbentuk lingkaran di bawah lutut,blazer merah marun,stocking hitam
transparan,flat shouse berwarna merah marus,sedikit eye shadow berwarna
pink,sedikit blush on,lipstick berwarna merah dan tas ransel berwarna merah
bergambar musim gugur transparan. Ia…sangat cantik!
************
************
Waktunya pulang adalah yang
kunantikan. Namun,tiba tiba Adelicia pingsan. Alferd Al Akando alias sang ketua
kelas meminta beberapa laki laki untuk menggedong Adelicia ke UKS. Namun,aku
bersikeras untuk menggedong Adelicia sendirian. Dengan sigap,aku menggedongnya
dan berlari dengan keseimbangan sebisa mungkin. Alferd hanya bisa pasrah dan
bangga atas kemauan kerasku kepada sseorang sahabat.
Tak ada kabar kabar kalau Adelicia
bangun,langsung saja ia dilarikan ke Rumah Sakit. Aku pun memaksa Ibu Kepala
Sekolah sampai ia menyerah. Kami sekelas pun menggunakan jemputan berangkat ke
Rumah Sakit. Aku hanya bisa berdoa dan menyesal kenapa tidak aku khawatirkan
saja Adelicia saat ia pucat pasi?Beribu penyesalan memanggil mangil di benakku.
Dia langsung dilarikan ke ruangan
darurat. Banyak dokter dan suster yang menangganinya. Karena terlalu stress,aku
tidak tau aku tertidur dengan sandaranku yang ternyata Rery. Ia hanya terseyum
tipis saat tau itu dan diam. Owhhh!Cowok yang baik hati!
Setelah 3 jam permeriksaan,dokter inti
keluar. Wajahnya tidak menunjukan ekspresi apapun. Hanya datar yang membuatku
tegang,sangat tegang!
“She
go now,she die,I’m sorry,I’m try to make she wake up but,god when she die,sorry”ucap
dokter yang berasal dari Inggris itu.
Hening. Hening beberapa lama sampai
ada satu anak yang memecahkan keheningan…aku. Tangisanku meledak,disaat seperti
ini, aku teringat lagu “Rockabye”ciptaan Clean Bandit feat.Sean Paul&Anne-Marie. Selamat
tinggal,sahabatku!Terima kasih sudah menjadi sahabat di kala suka dan duka. Selalu
mengerti aku,sekali lagi,thank’s to be my life!
Sumber Foto:Google
Komentar
Posting Komentar
Comment here!